Itulahtujuan hidup kita, sebagaimana disebutkan oleh Allah Taโ€™ala dalam al-Qurโ€™an surat Az-Zariyat [51] ayat 56, โ€œDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.โ€ Ibadah, secara bahasa, berarti tunduk. Dalam makna yang lebih luas, para ulama menyatakan ibadah mencakup seluruh apa yang diridhoi oleh Walaupun Allah memerintahkan kita untuk beribadah, memberitakan bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya, namun bukan berarti Allah membutuhkan ibadah kita. Tidak ada manfaat yang Allah ambil dari kita dengan ibadah itu dan Allah pun tidak menginginkannya. Allah Mahakaya, Mahasempurna dan Mahakuasa. Pernah suatu saat kita merasa hampa dalam beribadah. Ibadah yang kerap dilakukan terasa kering tanpa ruh. Seolah-olah hanya menjalakan rutintas belaka tanpa makna. Bahkan dalam kondisi sendiri, kita sering merasa futur dalam beribadah. Bahkan bisa jadi sampai meninggalkan amalan-amalan sunnah yaumiyah kita. Mungkin dalam hati kita sering melakukan pembelaan-pembelaan yang sebetulnya tidak patut dibela. Misalkan kita berdalih karena banyak faktor yang menyebabkan keringnya ibadah yang kita lakukan. Semisal karena pekerjaan yang โ€œpadat merayapโ€. Banyak hal yang harus diselesaikan dan lain sebagainya. Di sisi lain ternyata ada sosok manusia yang boleh jadi pekerjaannya jauh lebih banyak ketimbang kita masih istiqomah menjalankan ibadah harian. Kita tanpa sadar sering meninggalkan amalan-amalan sunnah harian bahkan karena seringnya, meninggalkan amalanโ€“amalan sunnah itu, menjadikannya sebagai kebiasaan. Terus-menerus berlangsung tanpa kita sadari dan renungi. Semakin sering maka semakin biasa kita meninggalkannya. Seakan-akan tidak merasakan kehilangan atau berdosa ketika meninggalkannya. Dahulu saat kita belajar mengaji mungkin kita begitu bersemangat melakukan amalan-amalan sunnah itu. Kita tidak rela meninggalkannya meski dalam keadaan sibuk sekalipun. Bahkan bisa jadi ketika kita dalam kondisi sibuk kita berjihad mencuri-curi waktu untuk melakukan amalan-amalan sunnah tersebut. Allah terasa begitu dekat di hati kita. Kita seakan-akan begitu sangat diawasi, sampai-sampai kita sangat khawatir jika amalan-amalan sunnah itu kita tinggalkan. Saya mengibaratkan amalan-amalan sunnah kita itu seperti ban luar kendaraan kita. Ketika ban luar itu tidak kita perbaharui, lama ke lamaan ban luar itu tidak menjadi pelindung ban dalam lagi. Akibatnya ban dalam kendaraan kita sering bocor. Bahkan terkoyak-koyak. Dahulu saat belajar mengaji kita begitu bersemangat menasehati sahabat-sahabat kita ketika mereka lalai dalam menjalankan ibadah, namun dengan dalih kedewasaan beragama, kita membiarkan saja sahabat kita itu meninggalkan ibadahnya, baik karena lupa ataupun di sengaja. Menasehati dengan kata-kata haluspun tidak. Memberikan sindiran secara haluspun pun tidak. Kita menjadi individualistis. โ€œAh biarkan saja itu urusannya sendiri, bukan urusan saya!โ€ Padahal sangat mungkin kita menasehatinya tanpa harus merusak hubungan pribadi kita. Padahal kita ini adalah sesama saudara. Apakah tega kita melihat saudara kita sendiri jatuh ke jurang dengan membiarkannya tanpa menasehatinya?. Bukanlah di dalam surat Al-Ashr ayat 3 kita telah belajar bahwa tugas menasehati itu bukan monopoli satu pihak, akan tetapi ada kata โ€œsalingโ€ yang berarti ada hubungan timbal balik? Apakah lantaran khawatir temakan omongan kita sendiri, takut di cap munafik, kita menjadi tidak peduli dengan sesama saudara sendiri? Terkadang saya sendiri membayangkan seandainya itu terjadi, bagaimana kondisi kita di masa yang akan datang? Ukhuwah Islamiyah kita bisa sangat terancam dengan gejala individualisme kita. Kita membiarkan saja saudara kita terjatuh tanpa memperdulikannya sekalipun. Nauzubillah mindzaalik. Allah Tak Butuh Ibadah Kita.. Kita Yang Butuh Allah.. โ€œHai manusia, kamulah yang membutuhkan kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji.โ€ QS. Fathir 15 Semua manfaat ibadah yang kita lakukan itu akan kembali kepada kita. Karena manusia adalah makhluk lemah, miskin dan tak sempurna. โ€œDan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.โ€ QS. An-Naml 40ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ููˆุณูŽู‰ ุฅูู†ู’ ุชูŽูƒู’ููุฑููˆุง ุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุบูŽู†ููŠู‘ูŒ ุญูŽู…ููŠุฏูŒ โ€œDan Musa berkata โ€œJika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari nikmat Allah maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.โ€ QS. Ibrahim 8 Begitu pun, jika seluruh manusia kufur kepada Allah, tidak beribadah kepada-Nya, menelantarkan perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-larangan-Nya, maka hal itu tidak membahayakan Allah sama sekali. Akan tetapi kemadaratannya akan kembali kepada manusia itu sendiri. โ€œKatakanlah โ€œHai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran Al Quran dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya petunjuk itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.โ€ QS. Yunus 108 Allah Subhaanahu wa Taโ€™ala pun berfirman dalam hadits qudsi โ€œWahai hamba-hamba-Ku, andai orang-orang terdahulu kalian dan paling akhir, manusia dan jin, seluruhnya berhati orang yang paling takwa diantara kalian, hal itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikit pun.โ€ Wahai hamba-hamba-Ku, andai orang-orang terdahulu kalian dan paling akhir, manusia dan jin, seluruhnya berhati orang yang paling jahat diantara kalian, hal itu pun tidak akan pernah mengurangi sedikit pun dari kerajaan-Ku.โ€ HR Muslim . Maka masihkah kita enggan dan malas beribadah? Siapa butuh siapa???? Mahasuci Allah semoga kita dikarunia ilmu yang bermanfaat.โ€”โ€” 3. Bagaimana hartamu didapat dan dibelanjakan?.โ€”โ€”โ€”- Harta pada dasarnya adalah milik Allah dan dititipkan atau diamanahkan kepada manusia. Karena harta merupakan milik Allah maka kita harus mendapatkannya dengan cara yang halal. Ketahuilah, Allah Taโ€™ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Taโ€™alamemerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirmanูˆูŽู…ูŽุง ุฎูŽู„ูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุฌูู†ูŽู‘ ูˆูŽุงู„ู’ุฅูู†ู’ุณูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ู„ููŠูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ู ู…ูŽุง ุฃูุฑููŠุฏู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฑูุฒู’ู‚ู ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูุฑููŠุฏู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุทู’ุนูู…ููˆู†ู ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู‡ููˆูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุฒูŽู‘ุงู‚ู ุฐููˆ ุงู„ู’ู‚ููˆูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุชููŠู†ูโ€œAku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku saja. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokohโ€ QS. Adz Dzariat 56-58Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Taโ€™ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertaqwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya. Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirmanูŠุง ุนุจุงุฏูŠ ! ู„ูˆ ุฃู† ุฃูˆู„ูƒู… ูˆุขุฎุฑูƒู… ูˆุฅู†ุณูƒู… ูˆุฌู†ูƒู… . ูƒุงู†ูˆุง ุนู„ู‰ ุฃุชู‚ู‰ ู‚ู„ุจ ุฑุฌู„ ูˆุงุญุฏ ู…ู†ูƒู… . ู…ุง ุฒุงุฏ ุฐู„ูƒ ููŠ ู…ู„ูƒูŠ ุดูŠุฆุง . ูŠุง ุนุจุงุฏูŠ ! ู„ูˆ ุฃู† ุฃูˆู„ูƒู… ูˆุขุฎุฑูƒู… . ูˆุฅู†ุณูƒู… ูˆุฌู†ูƒู… . ูƒุงู†ูˆุง ุนู„ู‰ ุฃูุฌุฑ ู‚ู„ุจ ุฑุฌู„ ูˆุงุญุฏ . ู…ุง ู†ู‚ุต ุฐู„ูƒ ู…ู† ู…ู„ูƒูŠ ุดูŠุฆุงโ€œWahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal samapi yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Kuโ€ HR. Muslim, Allah Taโ€™ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Lalu untuk apa kita berlelah-lelah, menghabiskan banyak waktu untuk beramal dan beribadah? Karena kita yang butuh untuk itu. Allah Taโ€™ala berfirmanุฅูู†ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู’ุชูู…ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู„ูุฃูŽู†ู’ููุณููƒูู…ู’ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุณูŽุฃู’ุชูู…ู’ ููŽู„ูŽู‡ูŽุงโ€œJika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiriโ€ QS. Al Isra 7ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุดู’ูƒูุฑู’ ููŽุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุดู’ูƒูุฑู ู„ูู†ูŽูู’ุณูู‡ูโ€œDan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiriโ€ QS. Luqman 12.Maka apa lagi alasan untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri?sumber
Ya rasanya makin sini hidup makin butuh uang. Memperlancar urusan agama juga termasuk yang harus kita bela dengan maksimal. Namun, Allah adalah Sang Perencana terbaik yang tak semata-mata memerintah makhluk bumi. Taat beribadah kepada-Nya menjadi syarat mutlak agar diberi rezeki dan dimudahkan segala aktivitas kita.

Ketahuilah, Allah Taโ€™ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Taโ€™ala memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirmanูˆูŽู…ูŽุง ุฎูŽู„ูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุฌูู†ูŽู‘ ูˆูŽุงู„ู’ุฅูู†ู’ุณูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ู„ููŠูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ู ู…ูŽุง ุฃูุฑููŠุฏู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฑูุฒู’ู‚ู ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูุฑููŠุฏู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุทู’ุนูู…ููˆู†ู ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ู‡ููˆูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุฒูŽู‘ุงู‚ู ุฐููˆ ุงู„ู’ู‚ููˆูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุชููŠู†ูโ€œAku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku saja. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokohโ€ QS. Adz Dzariat 56-58Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Taโ€™ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertaqwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya. Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirmanูŠุง ุนุจุงุฏูŠ ! ู„ูˆ ุฃู† ุฃูˆู„ูƒู… ูˆุขุฎุฑูƒู… ูˆุฅู†ุณูƒู… ูˆุฌู†ูƒู… . ูƒุงู†ูˆุง ุนู„ู‰ ุฃุชู‚ู‰ ู‚ู„ุจ ุฑุฌู„ ูˆุงุญุฏ ู…ู†ูƒู… . ู…ุง ุฒุงุฏ ุฐู„ูƒ ููŠ ู…ู„ูƒูŠ ุดูŠุฆุง . ูŠุง ุนุจุงุฏูŠ ! ู„ูˆ ุฃู† ุฃูˆู„ูƒู… ูˆุขุฎุฑูƒู… . ูˆุฅู†ุณูƒู… ูˆุฌู†ูƒู… . ูƒุงู†ูˆุง ุนู„ู‰ ุฃูุฌุฑ ู‚ู„ุจ ุฑุฌู„ ูˆุงุญุฏ . ู…ุง ู†ู‚ุต ุฐู„ูƒ ู…ู† ู…ู„ูƒูŠ ุดูŠุฆุงโ€œWahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal samapi yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Kuโ€ HR. Muslim, Allah Taโ€™ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Lalu untuk apa kita berlelah-lelah, menghabiskan banyak waktu untuk beramal dan beribadah? Karena kita yang butuh untuk itu. Allah Taโ€™ala berfirmanุฅูู†ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู’ุชูู…ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู„ูุฃูŽู†ู’ููุณููƒูู…ู’ ูˆูŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุณูŽุฃู’ุชูู…ู’ ููŽู„ูŽู‡ูŽุงโ€œJika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiriโ€ QS. Al Isra 7ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุดู’ูƒูุฑู’ ููŽุฅูู†ูŽู‘ู…ูŽุง ูŠูŽุดู’ูƒูุฑู ู„ูู†ูŽูู’ุณูู‡ูโ€œDan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiriโ€ QS. Luqman 7Maka apa lagi alasan untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri?

Kitaharus kembali kepada pengenalan yang benar akan Allah melalui Anak Tunggal-Nya karena tidak seorangpun pernah melihat Allah jika tidak dinyatakan oleh Anak-Nya (Yoh. 1:14,18). Kita dahulu tidak mempunyai Allah (yang hidup) tetapi menyembah banyak allah dan mengikuti banyak kultur dan adat istiadat.
Ketahuilah Allah Taโ€™ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Taโ€™alamemerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirman: Septem ยท ALLAH TAโ€™ALA TIDAK BUTUH IBADAH KITA Ketahuilah, Allah Taโ€™ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Taโ€™ala memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirman:
Satuhal yang perlu Anda ketahui bahwasanya tidak semua orang memiliki mental dan tekat kuat. motivasi kita dalam beribadah akan senantiasa bertambah. Akibatnya, kita semakin gemar beribadah dan lebih mudah mendapat predikat takwa. Baca juga : kultum tentang pentingnya akhlak. Menghindari larangan Allah; Ketika kita maksimal melaksanakan
xjqLVD.
  • t6ov1b7xog.pages.dev/358
  • t6ov1b7xog.pages.dev/282
  • t6ov1b7xog.pages.dev/180
  • t6ov1b7xog.pages.dev/317
  • t6ov1b7xog.pages.dev/277
  • t6ov1b7xog.pages.dev/201
  • t6ov1b7xog.pages.dev/282
  • t6ov1b7xog.pages.dev/341
  • t6ov1b7xog.pages.dev/238
  • allah tidak butuh ibadah kita